Literatur Review Jurnal Terkait "Penelitian Logo Perusahaan Kereta Api"
Analisis semiotika telah berkembang menjadi salah satu penelitian yang semakin populer dalam segala wujud kajian. Dalam upaya memahami kompleksitas makna dalam teks, media, dan fenomena budaya, analisis semiotika telah menjadi salah satu piranti konseptual yang semakin diakui signifikansinya. Sebagai salah satu pendekatan interdisipliner yang berdasarkan landasan teoritis yang kuat, semiotika menawarkan perangkat metodologis yang memungkinkan mendalami lapisan-lapisan makna yang terkandung dalam berbagai modus representasi.
Namun sebelum kita dapat menjelajahi lebih jauh mengenai kerangka kerja analisis Semiotika, alangkah baiknya kita untuk terlebih dahulu memahami akar-akar perkembangannya sebagai sebuah wujud kedisiplinan. Maka dalam peninjauan literatur ini, kita akan mengeksplorasi beberapa karya fundamental dalam bidang semiotika, menelaah konsep-konsep kunci yang mendasarinya serta melihat bagaimana pendekatan ini telah diterapkan dalam berbagai ranah penelitian kontemporer.
Oleh sebab itu, bertolak dari pendekatan semiotika yang diaplikasikan dalam analisis terhadap logo perusahaan P.T. KAI sebelumnya, penelitian ini akan melakukan peninjauan komprehensif terhadap beberapa sumber referensi terkait dengan tujuan mengurai panorama umum mengenai topik yang tengah dikaji, menetapkan kerangka teoritis atau konseptual yang digunakan, serta mendemonstrasikan pemahaman penulis terhadap pokok pembahasan yang sedang dalam penelitian.
Dari beragam sumber referensi yang tersedia serta penelusuran mendalam untuk menyesuaikan topik yang, teridentifikasi 20 karya akademik yang relevan dengan objek analisis semiotika logo perusahaan P.T. KAI yang telah dilakukan sebelumnya. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Analisis Poster Video Klip Lathi: Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure
Karya Anni Lamria Sitompul, Mukhsin Patriansyah, dan Risvi Pangestu yang menjelaskan komunikasi dari masa ke masa terus mengalami perkembangan mulai dari penggunaan sinyal asap, drum, penemuan, kertas, telegraf, telepon, komputer, email, hingga menuju internet sebagai media dalam komunikasi. Salah satu media komunikasi yang berkembang saat ini adalah poster yang dipakai untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat umumnya dicetak dan ditempatkan di ruang publik melalui media yang sekarang familiar yaitu media sosial. Tanda visual yang digunakan desainer dalam poster ditunjukkan kepada masyarakat supaya masyarakat dapat memahami isi pesan serta tujuan informasi poster tersebut. Penggunaan tanda visual poster yang mengangkat akan tema toxic relationship sangat menarik untuk ditelusuri, dibedah, dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan semiotika dengan melibatkan teori semiotika Ferdinand De Saussure yang melibatkan penanda dan petanda.
2. Representasi Pesan Motivasi Dalam Lirik Lagu K-pop "Beautiful" By NCT
Karya Lukman Hakim dan Fenny Rukmanasari yang menjelaskan makna dari sebuah lirik lagu menjadi hal menarik di kalangan masyarakat saat ini dengan berbagai media sosial terdapat lagu-lagu terkini dengan genre yang berbeda dan mempunyai makna menarik dalam liriknya. Banyak jurnal dan penelitian lain yang mengangkat tema tentang makna lagu yang sedang trending di media sosial. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui makna motivasi yang ada di dalam lirik lagu. Lirik yang ada dalam lagu harus mempunyai informasi yang ingin menyampaikan pesan oleh pencipta musik dengan penyanyi maka informasi dalam lagu mempunyai makna yang sesuai antara lirik dengan realita di mana penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Ferdinand De Saussure yang menggunakan objek lirik lagu kemudian dianalisis setiap baitnya. Hasil penelitian ini adalah dalam lirik lagu tersebut yang dinyanyikan oleh NCT 2021 terdapat makna motivasi bahwa setiap dilihat dari diri masing-masing mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki orang lain dan jangan merasa insecure dengan diri sendiri.
3. The Saussure Sign and Its Place in Contemporary Linguistic Theory
Karya Axel Holvoet yang melakukan analisis terhadap perubahan gagasan Saussurean tentang tanda linguistik dua sisi dalam linguistik abad ke-20. Setelah menjadi pusat perhatian selama beberapa dekade dalam tradisi strukturalisme Pragmatisme dan Copenhagen, gagasan ini dikesampingkan jika tidak ditolak dalam arsitektur modular Tata Bahasa Generatif arus utama, tetapi sejak saat itu dibenarkan dalam sekolah linguistik yang paling berpengaruh yang muncul setelah, dan sebagai reaksi terhadap, revolusi Chomsky, Tata Bahasa Kognitif dan Tata Bahasa Konstruksi. Meskipun teori Saussurean tentang tanda linguistik dapat diklaim sebagai hal yang sangat penting bagi studi linguistik bahasa yang benar, hal ini diserahkan kepada para penerus De Saussure untuk mengeksplorasi implikasi dan antinomi dari model tanda dua sisi. Artikel ini membahas sejumlah masalah untuk teori tanda, seperti pembagian antara makna yang dikodekan secara linguistik dan makna kontekstual. tantangan polisemi, fluiditas tanda linguistik yang dikonvensikan dalam aliran proses diakronis yang terus menerus, dikotomi Hjelmslevian tentang bentuk semantik dan substansi semantik, tempat sintaksis dalam teori tanda, dan lain-lain.
4. Between the Culture and Barbarians : Semiotic Analysis of the Poem
Karya Karolina Sadauskaite Varnele yang menyajikan analisis semiotik dari puisi Giedrė Kazlauskaitè yang berjudul Venecijietiška kaukė. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki struktur dunia puitis Giedrè Kazlauskaitė, yang dicapai dengan melakukan analisis semiotik yang terperinci terhadap satu puisi. Oleh karena itu, penelitian ini mengikuti kerangka kerja semiotik dari lintasan analisis, yang mencakup analisis melalui tingkat semiotik diskursif, naratif, dan logis. Selain itu, penelitian ini juga mencakup wacana Yuri Lotmarn tentang konsep cermin dalam semiotika eultural. Temuan yang diperoleh dari analisis semiotik menunjukkan bahwa figur topeng dan cermin menjadi representasi sentral dalam level diskursif puisi tersebut, karena berada dalam ruang paratopik - ruang rias. Topeng dan cermin muncul dalam puisi Kazlauskaité sebagai alat penting untuk
membentuk identitas seseorang. Selain itu, analisis puisi ini dilengkapi dengan ekspresi gairah kemarahan dan kecemburuan. Pendekatan ini menyoroti dua bentuk kemarahan yang berbeda: kehancuran yang timbul dari kecemburuan dan tindakan kreatif. Bentuk-bentuk ini menunjukkan bahwa hasrat kemarahan mendorong subjek untuk melakukan tindakan. Lebih jauh lagi, dalam puisi ini, sosok penyair tidak ditampilkan sebagai sosok yang tenang atau akomodatif, melainkan sebagai sosok yang marah dan tidak takut untuk menunjukkan penghinaan.
5. Analisis Semiotika Nilai Moral Pada Film "The Billionaire" Semiotika Ferdinand De Saussure
Karya Fatmia Yuli Apriyanti yang melaksanakan penelitian untuk mengetahui bagaimana sebuah film menyampaikan pesan yang bisa diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari yang mewakili nilai penting dan bisa memotivasi dalam dunia bisnis untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup selanjutnya di mana perjuangan dan semangat yang kuat bisa mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan positif. Hasil penelitian tersebut memiliki banyak penanda dan petanda yang mengandung makna dan nilai-nilai perjuangan dalam berwirausaha di mana Film ini memberikan motivasi dalam memperjuangkan tekad dan keinginan menjadi seorang wirausahaan. Film tersebut juga mendeskripsikan contoh kerja keras dan mau melakukan usaha dengan konflik yang terjadi di dalam keluarga yang dapat diselesaikan dan juga memberikan contoh bagaimana membantu orang tua yang kesulitan.
6. Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film PK
Karya Arvi Arviansyah yang menyampaikan penelitian untuk mengetahui bagaimana penanda yang terdapat pada film PK, untuk mengetahui pertanda yang terdapat dalam film PK, untuk mengetahui pesan moral dalam kehidupan pada film PK, serta mengetahui konstruksi realitas sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat sebenarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif dengan analisis semiotika dari Ferdinand De Saussure menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yaitu reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan.
7. Nilai-nilai Islam Dalam Novel Scappa Per Amore : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure
Karya Gina Washilatul Kamila, Dadang Rusmana, dan Myrna Nursakinah berupa karya abstrak dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai-nilai lslam yang terkandung dalam Scappa per Amore: Mozaik Perjalanan Cinta di Benua Biru. Permasalahan penelitian yang akan dikaji adalah Bagaimana memaknai tanda-tanda yang muncul pada setiap kutipan, Nilai-nilai Islam apa saja yang dapat dipahami dari setiap kutipan, dan Apa saja bukti-bukti yang melandasi nilai-nilai Islam yang muncul pada setiap kutipan. Penelitian ini menggunakan teori semiotika dikotomis Ferdinand de Saussure, yang membedakan antara penanda (signifier) dan petanda (signified) dan menggunakan metode kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah delapan kutipan dari novel Scappa per Amore karya Dini Fitria yang terdiri dari lima bagian dan dua puluh sembilan bab. Berdasarkan hasil penelitian ini, setiap kutipan tersebut mengandung nilai-nilai Islam beserta bukti-bukti yang mendasarinya.
8. Representasi Nilai-nilai Pendidikan Dalam Film "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)" : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure
Karya Raffi Muharly yang menganalisis setiap tanda yang memiliki nilai-nilai pendidikan dalam film "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)" dengan analisis semiotika berdasarkan model Ferdinand De Saussure untuk menelaah tiap tanda-tanda yang dikomunikasikan dalam film berdasarkan penelitian penulis melihat nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam film tersebut berdasarkan visual yang disajikan tiap adegan dengan unit-unit analisis yang dipergunakan adalah tanda-tanda dalam gambar bergerak yang telah dikombinasikan menjadi kode-kode sehingga dapat memungkinkan suatu pesan disampaikan.
9. Analisis Semiotika Pesan Moral Pada Film "Passangers"
Karya M. Rafiudin yang melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui penanda dan petanda yang ditampilkan pada adegan film tersebut memiliki realitas eksternal dan pesan moral yang terkandung. Selain itu juga memberi masukan secara umum mengenai pola komunikasi yang dapat dilakukan melalui sebuah film serta dapat memberikan manfaat tentang penggunaan metode semiotika khususnya semiotika Ferdinand De Saussure dalam mengungkap dari setiap tanda yang ada pada setiap adegan film tersebut.
10. Analisis semiotika logo PT Wijaya Tribwana international
Karya I. Wijayawati yang meneliti tanda-tanda visual yang digunakan berupa elemen tulisan dan elemen gambar pada logo P.T. Wijaya Tribwana dengan menggunakan teori penelitian Semiotika Ferdinand De Saussure di mana logo tersebut memiliki makna filosofis tentang unsur kehidupan yang terus bergulir dan berkelanjutan.
11. Perundungan Dalam Film Ngenest (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
Karya Angga Dwi Widiyanto yang melatarbelakangi banyaknya media massa yang memberitakan tindakan perundungan yang dilakukan oleh anak-anak maupun remaja pada zaman sekarang di mana pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode penelitian semiotika Ferdinand De Saussure dengan pengumpulan data penelitian menggunakan metode observasi dengan cara menonton film melalui DVD, mencatat dialog film, mengambil gambar perundungan, dan dilakukan pencermatan pada gambar ke dalam tulisan.
12. Penafsiran Makna Lagu Tradisional Batak Toba Andung "Saur Matua Maho Inang" (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
Karya Julyo Armando Hugo dan I. O. Situmeang yang melakukan penelitian dengan tujuan memahami interpretasi dari makna pada lirik lagu Saur Matua Maho Inang. Penelitian ini menggunakan semiotika Ferdinand de Saussure. Dalam semiotika dibagi menjadi lima elemen, yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda), Form (bentuk) dan content (isi), Langue (bahasa) dan parole (tuturan/ujaran), synchronic (sinkronik) dan diachronic (diakronik), Syntagmatic (sintagmatis) dan asosiatif (paradigmatis). Setiap elemen memiliki makna yang mendalam. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dan konstruktivisme. Unit analisisnya adalah kajian terhadap objek yang akan dianalisis, yaitu lirik lagu Nenek Gayung "Saur Matua Maho Tuan Rumah".
13. Analisis Semiotika Pada Poster "Girl From Nowhere" Menggunakan Metode Ferdinand De Saussure
Karya Alya Zahra Putri Julyan dan Tianis Yuliansyah yang bercerita tentang seorang gadis bernama Nanno yang tidak diketahui asal-usulnya. Plot dari serial ini berkisar pada peran karakter utama, yaitu Nañno, seorang gadis misterius yang berpindah-pindah ke berbagai sekolah swasta di Thailand. Perannya adalah mengungkap kebohongan, rahasia, dan kemunafikan seluruh sekolah. Tujuan penelitian Mengetahui bahwa setiap episode Girl From Nowhere adalah kisah nyata. Dengan begitu, kisah-kisah tersebut diubah menjadi sebuah kemenangan bagi gadis yang menjadi korban dalam kasus-kasus tersebut dengan menggunakan metode Pendekatan Kualitatif.
14. Konstruksi Makna Postingan Instagram @Najwa Shihab Dalam Membangun Citra Diri (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
Karya Salsa Ratu Maisya dan K. Putri yang memfokuskan pada sosok Najwa Shihab yang notabene adalah seorang public figure yang sering menggunakan Instagram untuk membagikan momen-momen berharga ketika menciptakan citra dirinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi citra diri Najwa Shihab di media sosial Instagram. Sedangkan untuk paradigmanya sendiri menggunakan paradigma konstruktivis dengan tipe penelitian deskriptif dan metode pendekatan kualitatif dengan teori semiotika Ferdinand de Saussure. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya berupa foto dan deskripsi dalam akun Instagram @najwashihab. Hasil dari penelitian ini adalah menjadikan komponen-komponen cara membentuk citra diri, dimana terdapat pesan verbal dan nonverbal yang terlihat dari kalimat atau caption yang ditulisnya dengan ciri khas dan gaya fotografi dan fashion yang dikenakan oleh Najawa Shihab. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa Najwa Shihab memiliki beberapa fotografi dan fashion yang dikenakan oleh Najawa Shihab. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa Najwa Shihab memiliki beberapa karakteristik dalam membangun citra dirinya yaitu sederhana, edukatif, cerdas, rendah hati, modern, modis dan menginspirasi.
15. Analisis Makna Jilbab: Sebuah Persepsi Mahasiswa IAIN Ponorogo (Pendekatan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
Karya Zaimatul Millah yang menjelaskan bahwa penggunaan jilbab merupakan simbol dalam Islam yang menunjukkan kesalehan wanita muslimah. Dengan ketentuan syari'at yang mengatur bahwa jilbab adalah untuk menutup aurat. Namun, di era sekarang ini, jilbab tidak hanya sebagai penutup aurat, namun juga menjadi bagian dari identitas diri, gaya hidup dan fashion dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itulah hijab bertambah fungsinya untuk mempercantik dan menghargai kecantikan penggunanya. Perkembangan jilbab dalam realitas saat ini dapat merubah cara berfikir, persepsi tentang makna jilbab khususnya di kalangan mahasiswi IAIN Ponorogo. Analisis semiotika Saussure digunakan untuk melihat fenomena pemaknaan jilbab terhadap mahasiswi IAIN Ponorogo. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa mahasiswi memaknai jilbab tidak hanya sebagai kewajiban menutup aurat dan identitas diri bagi wanita muslimah, tetapi juga sebagai gaya hidup dengan alasan agar terlihat modis dan tidak terlalu kolot.
16. Nilai Profetik Dalam Film Pena (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
Karya M. Annas pemirsa yang menuturkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana penyampaian rangkaian nilai kenabian dalam film "Pena". Penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk dalam penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bersifat penyelidikan menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasikan. Dengan demikian, dalam penelitian ini akan dijelaskan, dianalisa dan diklasifikasikan bagaimana pesan-pesan tanggung jawab yang disampaikan melalui media audio visual dalam film "Pena". Berdasarkan analisis peneliti dengan menggunakan pendekatan semiotika, ditemukan berbagai macam penanda verbal dan visual, dimana setiap penanda tersebut tentunya memiliki pananda sebagai tujuan substantif. Hal inilah yang kemudian peneliti simpulkan dari beberapa scene yang telah di inventarisir, untuk kemudian dianalisis melalui kajian pendekatan semiotika. Pesan dakwah yang terkandung dalam film "Pena" diantaranya adalah kewajiban untuk menegakkan ibadah, khususnya bagi umat Islam, simbol adegan Ardi kecil mengambil air wudhu merupakan representasi dari kesucian untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Selanjutnya, patriotisme, optimisme, semangat, dan ketaatan serta bakti kepada kedua orang tua.
17. Nilai-Nilai Komunikasi Profetik Dalam Syair Gurindam Dua Belas (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
Karya Destita Mutiara yang menjelaskan penelitian mengangkat mengenai nilai komunikasi profetik yang merupakan turunan dari ilmu sosial profetik Kuntowijoyo dalam syair dengan judul Gurindam Dua Belas yang berisi 12 pasal dengan tema berbeda karya Raja Ali Haji yang berasal dari Pulau Penyengat Provinsi Kepulauan Riau. Syair ini diteliti melalui analisis semiotika Ferdinand De Saussure dengan alasan sifatnya yang tidak terbatas waktu yang mengkaji dalam tulisan ini yakni prinsip petanda, penanda, ikonik, dan arbitrer yang akan dijabarkan juga hal yang berkaitan dengan nilai komunikasi profetiknya. Adapun unsur nilai dari komunikasi profetik yakni humanisasi (amar ma' ruf) yang berkaitan dengan memanusiakan manusia, liberasi (nahi munkar) berkaitan dengan mencegah kemungkaran dan pembebasan, dan transendensi (tu' minuna billah) beriman kepada Allah yang mengembalikan semuanya kepada Al-Qur'an dan As-sunah, walau tidak secara eksplisit menyebutkan ayat dan surah dalam Al-Qur'an.
18. Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Film "Selesai"
Karya Bobby Halim dan Yosef Yulius dimana penelitian ini mengkaji hubungan antara sudut pandang kamera dalam mempengaruhi pesan moral dikombinasikan melalui media film serta bagaimana sinematografi digunakan sebagai retorika visual. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika film. Data film "Selesai" kemudian dikelompokkan ke dalam 4 struktur, yaitu Struktur Visual, Struktur Verbal (Karakter, Bahasa, Waktu, Setting), Struktur Naratif dan Struktur Audio. Dikaji secara diakronis dengan menggunakan pandangan penanda dan petanda (Signifier dan Signified). Seperti penelitian lainnya, penelitian ini mengungkap fakta-fakta dari film "Selesai" baik yang tersurat maupun yang tersirat, baik makna yang baik maupun yang buruk.
Ada 3 poin yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini, yaitu Perselingkuhan adalah Hal yang Tidak Asing di Indonesia, Persentase Gangguan Jiwa di Indonesia Cukup Tinggi, dan Masalah Pandemi Covid-19 Berdampak pada Keharmonisan Rumah Tangga. Abstrak saat pandemi seperti ini, penduduk Indonesia lebih banyak beraktivitas di dalam rumah. Selain bekerja dan belajar, hiburan pun banyak tersaji melalui layar monitor mulai dari Film hingga Video Game. Banyak perusahaan penyedia konten yang berlomba-lomba untuk memproduksi dan menjual konten-konten mereka. Seperti Netflix, perusahaan yang fokus pada penyedia layanan media streaming digital, menjadi salah satu perusahaan penyedia konten digital terlaris saat ini. Dengan basis jalur internet, jelas sangat menguntungkan Netflix untuk menjual jasa maupun produknya yang dapat diakses oleh setiap orang di belahan bumi ini selama memakai akses internet.
19. Analisis Semiotika Film Wonder
Karya Octaviana Putri yang menjelaskan tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana penanda dan petanda yang terdapat dalam film tersebut untuk mengetahui pesan moral dalam kehidupan yang terdapat dalam film serta mengetahui konstruksi realitas sosial yang ada salam kehidupan masyarakat sebenarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang mengutamakan penelitian yang mendalam Dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure yang mengandung dua unsur penting yaitu penanda dan petanda. Hasil dari penelitian film wonder mempunyai penanda yang memiliki banyak makna di dalam setiap tanda tersebut serta banyak pertanda yang disampaikan film dengan jalan cerita yang ditampilkan banyak mengandung nilai pesan moral yang baik, baik bersifat positif atau negatif. Konsep keseluruhan yang ada dalam film tersebut bisa dimengerti dan dipahami segala Pesan yang ingin disampaikan kepada penonton dan khalayak luas dengan rekomendasi yang diberikan dalam penelitian adalah para produser sutradara dan penulis naskah yang ingin membuat film tidak hanya bersifat hiburan saja melainkan memberikan makna yang berarti di dalam setiap adegannya agar bermanfaat bagi masyarakat.
20. Analisis Semiotika Perubahan Logo Baru Bank Mandiri
Karya N. Nasrullah dan Sifa Fauziah yang menuturkan penelitian ini membahas tentang makna dari logo baru Bank Mandiri yang mencakup beberapa pesan kepada lapisan audiens. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam logo baru Bank Mandiri dalam mengkomunikasikan pelayanannya kepada masyarakat atau nasabah melalui jenis huruf dan warna yang digunakan pada identitasnya yang telah dirubah. Analisis data yang berasal dari tanda-tanda seperti warna, huruf atau kata-kata untuk menarik perhatian peneliti dalam mencari makna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Ferdinand De Saussure. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa logo berperan penting dalam membangun identitas dan membangun citra perusahaan, dimana logo baru Bank Mandiri merepresentasikan keramahan, kerendahan hati, kekayaan, kemakmuran, kepercayaan, integritas, dan profesionalisme. Pada akhirnya, Bank Mandiri telah berhasil merubah diri menjadi tolok ukur perbankan ritel di Indonesia melalui semangat yang diperkuat dalam identitas baru mereka.